LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN
(KKL)
KELAS KEBUDAYAAN
NUSANTARA
JURUSAN SASTRA NUSANTARA
PRODI SASTRA JAWA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
I. LATAR BELAKANG
Jawa merupakan bagian
dari Indonesia yang sangat kaya akan khasanah budaya. Baik yang berupa materiil
maupun nonmateriil. Bentuk budaya materiil contohnya seperti bangunan –
bangunan dan benda – benda yang mempunyai nilai sejarah. Beberapa bentuk
kongritnya berupa candi, fosil purba, dan masih banyak lagi yang lain.
Sedangkan budaya yang berbentuk non materiil yaitu upacara adat yang masih
banyak kita jumpai di sekitar kita. Seperti upacara labuhan/larung sesaji di
parangkusuma, gunung merapi dan lereng gunung lawu.
Dalam menekuni suatu
bidang ilmu pengetahuan, sayogyanya ada dua unsur yang dapat mendukung
terserapnya materi. Yaitu dengan cara teori dan praktek. Mata kuliah Kebudayaan
Nusantara sangatlah banyak mempelajari kebudayaan – kebudayaan yang ada di
Indonesia. Mulai Prasejah hingga saat ini. Sehingga perlu diadakannya praktek
lapangan atau yang biasa disebut Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Dengan diadakannya Kuliah
Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari beberapa peninggalan
– peninggalan prasejarah dan dapat mengamati peninggalan kebudayaan manusia
Jawa dari zaman prasejarah hingga kini.
II. LANDASAN KEGIATAN:
ΓΌ Keputusan rapat dosen mata kuliah kebudayaan nusantara
dengan mahasiswa pada tanggal 21 dan 22 November 2013.
III.
TUJUAN KEGIATAN:
Kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan Mata Kuliah Kebudayaan Nusantara 2013 diadakan dengan tujuan:
v Mengamati
peninggalan budaya nusantara yang tersimpan di dalam Pura Mangkunegaran,
v Mempelajari
perkembangan kebudayaan manusia Jawa di Museum Sangiran.
v Mengamati
perdagangan produksi budaya Jawa pada kini di Pasar Klewer, Solo.
v Pengamati
perkembangan budaya batik di Museum Batik Danarhadi. Solo.
v Menghasilkan Output
berupa paper sebagai salah satu
nilai Ujian Akhir Semester Gasal.
IV. SASARAN KEGIATAN:
ΓΌ Kegiatan ini mengajak seluruh mahasiswa kelas Kebudayaan
Nusantara jurusan Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya.
ΓΌ Mahasiswa Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya dari
berbagai angkatan yang berminat.
V. JENIS KEGIATAN
Dalam
Kuliah Kerja Lapangan ini, mahasiswa akan menuju empat obyek wisata dengan
kegiatan sebagai berikut:
1)
Mengamati peninggalan
budaya nusantara yang tersimpan di dalam Pura Mangkunegaran.
2) Mempelajari
perkembangan kebudayaan manusia Jawa di Museum Sangiran.
3) Mengamati
perdagangan produksi budaya Jawa pada masa
kini
di Pasar Klewer, Solo.
4) Mengamati perkembangan
Budaya Batik di Museum Batik Danarhadi,
Solo.
5)
Menghasilkan paper sebagai salah satu nilai ujian
Ujian Akhir semester gasal.
VI. PANITIA PELAKSANA
Panitia pelaksana Kuliah
Kerja Lapangan sebagai berikut:
Penanggungjawab :
Prof. Dr. Marsono S.U.
Ketua Panitia :
Ahmad Uwais Alqurni
Sekretaris
: Suci Nurjannah
Bendahara : Nur Winda Sari
Koordinator Kegiatan :
Nedta Septi
Seksi Konsumsi :
A. Dinna Fatimah
Seksi Dokumentasi :
Ela Risky
Seksi
Hubungan Masyarakat :
Sudrajat Bimantara
VII.
PESERTA
Peserta Kerja Kuliah
Lapangan ini adalah seluruh mahasiswa Sastra Nusantara yang mengikuti kelas
Kebudayaan Nusantara dan beberapa mahasiswa yang berpastisipasi. Diantaranya:
1) A. Dinna Fatimah
2) Suci Nurjannah
3) Nedta Septi
4) Wardatul Jannah
5) Siti Miyatun
6) Sawitri
7) Jundi A.F.
8) Claudio Falasi
9) Shaffira Muna F.U.
10) Indriane Glaudiah CH .
11) Katrynada Jauharatna
12) Ajeng Puspaningtyas
13) Nur Winda Sari
14) Ella Risky E.
15) Dwika Ningrum
16) Bambang Sunarto
17) Sudrajat Bimantara
18) Ahmad Uwais Al.
19) Giyatno
20) Dicky Dwi Nurseto
21) Ahmadin
22) Karlla Raisa P.
23) Saraswati
24) Eusebia Marryland
25) Anggit Sasmito
26) Lina Ma’muro
27) Umaira Fambayun
28) Moh. Robiansyah
29) Tika Anggraeni
30) Mela Rahmawati
31) Thomas
32) Afif Asrori A.
33) Ferida Ardiayanti
34) Fitria Dewi Rahmawati
35) Pratiwi Budi Amani
36) M. Fery Setiawan
37) Ajeng Mahardika
38) Nining Kurniawati
39) Erwin Eka Mayyanda
40) Widha Primadiwati AM.
41) Nurmalia Habibah
42) Rapi Ayu Anggun
43) Angga Rilitama
44) Ni Made Sunny Reken
45) Budo Widyanto
46) Febry Perdana Putra
47) Nanda Ummul Rahmah
48) Farida Yohansari
49) Taufiqul Hakim
VIII.
TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini akan
dilakukan pada:
Hari :
Sabtu
Tanggal : 7 Desember 2013
Pukul :
06.00 WIB – 18.00 WIB.
Tempat :
a.
Musium Sangiran
b.
Gardu Pandang
c.
Pura Mangkunegaran
Solo.
d.
Musium Batik
Danarhadi Solo.
Dengan
bentuk rundown kegiatan terlampir.
IX.
DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM
a. Museum
Sangiran
Mahasiswa KKL tiba di Musium Sangiran pada
pukul 09.30 wib. Setelah turun dari Bis, peserta langsung menuju ruangan audio
video untuk menyaksikan gambaran singkat mengenai proses datangnya manusia
purba dari Afrika sampai datang di Jawa tepatnya di daerah Sangiran. Sangiran terletak
diantaranya Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Situs manusia purba
sangiran merupakan situs manusia purba terbesar di dunia menurut Pusat Kajian
Manusia Purba. Pada tahun 1956 diakui oleh UNESCO. Kedatangan manusia purba dan
hewan purba melalui jembatan darat yang terjadi akibat gejala tektonis pada 2
juta tahun yang lalu. Sehingga lautnya mengalami kenaikan setinggi seratus
meter. Sehingga antara wilayah laut Indonesia sampai dengan afrika menjadi
daratan.
Manusia purba di Sangiran beradaptasi
dengan lingkungan dengan cara yang sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari mereka hidup dengan berburu. Alat – alat tradisonal seperti kapak
juga telah mereka buat. Cara perburuan mereka selain menghadang, mereka juga
membuat jurang untuk binatang supaya buruan tersebut masuk ke jurang dan dapat
mudah untuk ditangkap. Dalam keadaan dingin pada malam hari, manusia purba
sudah mengenal api unggun. Entah dari mana meraka mempunyai ilmu tersebut,
hingga sekarang pun masih belum diketahui asal usul kebiasan membuat api unggun
tersebut.
Namun di akhir cerita, ada tiga
faktor yang memungkinkan terjadinya kepunahan manusia purba tersebut.
Diantaranya a) terjadinya hujan meteor yang sangat dasyat, b) terjadinya
letusan gunung berapi yang maha besar, c) perubahan lingkungan yang derastis
pada sekitar 100.000 tahun yang lalu. Sehingga manusia purba dan binatang purba
mengalami kepunahan.
b. Gardu Pandang.
Lokasi Gardu Pandang tidaklah jauh dari
Musium Sangiran, yaitu sekitar 1 kilometer. Gardu Pandang ini terletak di bukit
Sangiran yang paling tinggi, sehingga dari tempat ini kita bisa melihat
Sangiran yang luasnya sekitar 56 kilometer persegi. Gardu pandang merupakan
bangunan yang berbentuk menara yang terdiri dari tiga lantai.
Tidak ada tiket masuk di lokasi ini, akan
tetapi ada uang sumbangan secara sukarela dari pengunjung yang digunakan
sebagai uang kebersihan. Area di temapat ini lumayan luas, ada tempat parker,
pos jaga, kamar kecil, dan balai. Jalannya pun cukup lebar dan juga bagus karena
terlihat apabila jalan tersebut baru dilakukan pengaspalan.
c. Pura Mangkunegaran
Pada saat memasuki Pura Mangkunegaran, kami
disambut dengan hujan yang lumayan deras. Namun hal itu tidak menjadi halangan
bagi kami. Dengan tiket Rp 10.000,00 kami dipersilahkan masuk ke dalam Pura
Mangkunegaran dengan di pandu dengan 2 Guide
local. Kami terbagi menjadi dua kelompok, Guide pertama perempuan bergabung dengan kelompok 1 sampai 3. Dan Guide kedua laki – laki bergabung dengan
kelompok 4 sampai 6. Penjelasan dari para guide
cukup informative, meskipun ada beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh salah
satu dosen pendamping kami yang di jawab dengan samar – samar.
d. Museum Batik Danar Hadi Solo.
Kelompok kami tiba di museum batik sekitar
pukul 15.00 wib. Lokasi museum ini sangatlah strategis, yaitu berada di jalan
Slamet Riyadi Solo jalan satu arah. Ketika memasuki halam museum, kami
terbelalak dengan bentuk bangunan tua yang elegan. Namun, kami sedikit
merasakan kekecewaan. Karena pihak museum sudah menutup museum tersebut,
padahal di depan pintu masuk museum terpampang jelas bahwa museum tutup jam
17.00 wib. Sehingga kami sempat adu argument
dengan pihak toko Danar Hadi, karena mereka yang berada di tempat pada saat
itu. Akhirnya pihak museum mempersilahkan kami masuk museum walaupun dengan
sedikit pelayanan yang terlambat.
Ketika masuk ke dalam Musium Batik
Danarhadi, kami disambut dengan dua orang, yaitu ibu Asti sebagai asisten
manager sekaligus guide dan ibu Ir. Ny. Toetti sebagai Kurator. Mulai dari
ruangan pertama kami dijelaskan dengan batik – batik koleksi museum. Museum ini
mempunyai kurang lebih 9 ruangan, dan masing – masing ruangan terdapat jenis –
jenis batik yang sangat beragam. Ibu Kurator juga menginformasikan bahwa museum
memiliki kurang lebih 11.000 koleksi batik dari seluruh dunia. Diantaranya
batik mangkunegaran, Yogyakarta, solo, Madura dan lain – lain. Kurang lebih 2
jam yang kami habiskan untuk menelusuri ruangan demi ruangan museum ini. Di
depan Musium terdapat toko atau butik yang menjual berbagai produk batik
Danarhadi. Sebelah kiri Musim terdapat beberapa bangunan, yaitu restaurant,
rumah kuno, musola, taman yang terdapat di dipan dan pos satpam di gerbang
masuk Museum Batik Danarhadi.
XI.
RINCIAN ANGGARAN PENGELUARAN
v Pemasukan
Dana
Mandiri Rp 2.546.000,00
Dana
Jurusan Sastra Nusantara Rp
2.000.000,00
Total Rp
4.546.000,00
v Pengeluaran
a)
Fotokopi Proposal
dan Laporan Rp 30.000,00
b)
Transport Rp 10.000,00
c)
Tiket masuk Sangiran Rp 300.000,00
d)
Tiket masuk Musium
Batik Danar Hadi Rp 735.000,00
e)
Tiket masuk Mangkunegaran Rp
400.000,00
f)
Tiker masuk Gardu
Panggung Rp 30.000,00
g)
Konsumsi peserta Rp 424.000,00
h)
Retribusi Parkir
bus Rp 18.000,00
i)
Tips supir dan kernet Rp 190.000,00
j)
Tips Guide local Rp 100.000,00
k)
Sewa Bus Rp 2.000.000,00
l)
Plakat Rp 120.000,00
m) Lain – lain Rp 189.000,00
Total Rp 4.546.000.00
XI.
PENUTUP
Kerja Kuliah Lapangan sangatlah dibutuhkan guna
mendukung pengetahuan mahasiswa dalam menambah wawasan dengan melihat langsung
objek kajian. Dari empat objek lokasi yang kami tuju, semuanya memiliki banyak
informasi yang tidak dapat kami temukan dikelas.
Demikian laporan ini
disusun dalam rangka hasil dari Kuliah Kerja Lapangan Kelas Kebudayaan
Nusantara Jurusan Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah
Mada. Semoga dengan adanya laporan KKL ini dapat menambah pengatahuan dan
wawasan mahasiswa dalam sejarah cakrawala Jawa.
Yogyakarta, 11 Desember 2013
Dosen Pendamping Ketua Panitia
Prof. Dr. Marsono S.U. Ahmad
Uwais Al.
NIP. 194908101977031001 NIM. 11/320237/SA/16214
Mengetahui,
Ketua
Jurusan Sastra Nusantara
Drs.
Soeharto Mangkusudarmo M.Hum
NIP. 195601241987101001
Lampiran
Rundown
Kegiatan
KULIAH KERJA LAPANGAN
(KKL)
KELAS KEBUDAYAAN
NUSANTARA
JURUSAN NUSANTARA PRODI
SASTRA JAWA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Waktu
Perjalanan Kuliah Kerja Lapangan
No
|
Pukul
|
Acara
|
Orientasi
|
1.
|
05.00
– 06.45
|
Persiapan
|
Fakultas Ilmu Budaya
|
2.
|
06.45 – 09.30
|
Perjalanan
|
Perjalanan menuju Musium
Sangiran
|
3.
|
09.30 – 11.45
|
Musium
Sangiran
|
Mempelajari perkembangan
kebudayaan manusia Jawa di Museum Sangiran
|
4.
|
11.45 – 11.50
|
Perjalanan
|
Perjalanan
munuju Gardu Pandang
|
5.
|
11.50 – 12.10
|
Gardu
Pandang
|
Mengamati
cekungan sangiran yang mempunyai luas 56 Km.
|
6.
|
12.10 – 13.10
|
Perjalanan
|
Perjalanan menuju Pura
Mangkunegaran
|
7.
|
13.10 – 14.45
|
Pura
Mangkunegaran
|
Mengamati peninggalan budaya
nusantara yang tersimpan di dalam Pura Mangkunegaran
|
8.
|
14.45 – 14.50
|
Perjalanan
|
Perjalanan
menuju Museum Batik Danar Hadi Solo
|
9.
|
14.50 – 17.00
|
Musium Batik
|
Mengamati perkembangan budaya batik di Museum Batik
Danarhadi. Solo.
|
9.
|
17.00 – 19.30
|
Perjalanan
|
Back to Jogja
|
· Lampiran – lampiran dokumentasi.
a. Sangiran
b.Pura Mangkunegaran Solo.
c. Musium Batik Danarhadi Solo