Minggu, 07 Mei 2017

CERPEN, COWOK BEKU

Cowok Beku

Sore itu selepas latihan karate, Febi terpaksa pulang bareng Lintang si manusia beku tanpa ekspresi, karena keluarganya pergi menjenguk nenek di kampung dan ia sengaja dititipkan ke keluarganya Lintang, mengingat papahnya dan papah Lintang yang bersahabat dekat sekaligus karena rumah mereka berhadapan.
Hening tanpa ada obrolan diantara mereka yang membuat Febi merutuki nasibnya. Dengan ragu Febi mencoba membuka obrolan.
"Lintang, makasih yah gue dah boleh numpang di rumah lu."
"Hmmm." jawabnya tanpa tolehan kepala.
Ya salaaaammm, kok bisa sih ada manusia kayak gini, aduuuhhh bisa-bisa gue gila di rumahnya, oh kenapa gue gak bolos aja tadi buat ikut keluarga, hmmm nyesel gue, jerit batin Febi.

Lagi asik-asiknya nggrundel tiba-tiba hujan turun tanpa ampun, bikin Febi kalang kabut nyari tempat teduh, tapi nihil karena semua halte dah penuh sesak, lagi bingung-bingungnya nyari tempat teduh Febi nyempetin liat Lintang yang berjalan santai tanpa ekspresi. Hadeh, nih cowo bener-bener putus urat wajahnya, gak ada ekspresi sama sekali, lempeng aja kayak tol.
"Woi, lu gak kepikiran buat neduh gitu? Neduh dulu napah, gue kedinginan tau, nanti kalo gue masuk angin lu mau tanggung jawab hah?." omelnya tak terkendali.
"Woooooiiiiii, dasar cowo bekuuuuuu." teriaknya makin keras namun tetap mengekor dibelakang lintang.
"Ish, dasar gak punya ati." dengusnya kesal.
"Bugh." Lintang berhenti membuat Febi menabrak punggungnya.
"Eh, lu kalo mau brenti bilang dong, asal brenti aja, sakit tau na." belum selesai Febi menuntaskan kalimatnya, Lintang sudah mendaratkan jaketnya ke tubuh Febi yang membuat Febi speechless tak berkutik.
"Mm, ma makasih." ucapnya gugup.
Setelah kejadian itu, Febi mulai sering memperhatikan lintang dan rasa pun tumbuh mekar di dalam dadanya, menghiaskan senyum di bibir ranumnya saat ia tak sengaja bertabrakan mata.
Cinta memang aneh saudara..


Al Abkha
komunitas Bisa Menulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar