O B A M A
Turun dari lantai 4 ruang anak Melati, RSUD Dr. Soedhono.
Jatah ayahnya yang jagain, bagi perhatian untuk si Kakak yang juga sakit di
rumah.
.
Tadi sudah sms Dik Yoyok untuk menjemputku. Ternyata begitu
sampai di lobby rumah sakit, di luar hujan sangat deras. Dari atas tadi tidak
berasa.
.
"Jawah, Mbak nengga terang nggih," balasan sms
dari Dik Yoyok.
.
"Bawa mobil, Dik."
.
"Mobilnya dibawa ayahe tadi, Mbak."
.
"O, yowis, suwun. Tak mbecak wae ya. Aku selak kepengin
ketemu anakku."
.
***
"Mas, kalau ada becak nggih, tulung," kataku
meminta bantuan Mas Jukir.
.
"Mboten taksi mawon, Bu?"
.
Sebenarnya sarannya masuk akal juga. Taksi dalam kota 35
ribu, kalau naik becak 20 ribu. Namanya perempuan pasti mencari selisih harga.
Tidak berapa lama Mas Jukir berteriak memanggil becak yang melintas. Masih
gerimis besar, meski tidak sederas tadi. Hujan ngrecih begini biasanya awet.
.
"Tindak pundi, Bu? Mangga, dipun tutup plastik
mboten?"
.
"Mboten sah, Pak. Teng Marga bawera nggih." Aku
gegas duduk manis di becak. Lama sekali tidak naik, asyik juga lihat
pemandangan jalanan kota Madiun.
.
Sebelum jalan Pak Becak tadi melambaikan tangan ke Mas Jukir
dan berucap terima kasih. Akupun tak lupa melakukan hal sama, sudah dibantu
mencarikan becak. "Nuwun, Mas nggih ...."
.
"Sami-sami, Bu," jawabnya santun.
.
Dalam perjalanan aku ngobrol dengan si Bapak. Aku perhatikan
kesehatannya prima, indikasinya dari napasnya yang teratur, tidak
terengah-engah. Mengayuh becak sambil bicara kadang napasnya terdengar susah.
Bapak ini santai saja.
.
"Jawah-jawah kok narik, Pak? Mboten ajrih masuk
ngain?" tanyaku setengah bercanda.
.
"Mpun biasa, Bu. Malah rame kok menawi ngrecih ngaten
niki. Alhamdulillah."
.
"O, dalemipun pundi, Pak?"
.
"Kula Klaten, Bu. Teng mriki merantau mpun 15
tahun."
.
"Kost, Pak?"
.
"Mboten, Bu tidur di becak. Tiga minggu atau sebulan
sekali pulang, Bu. Mandi numpang di masjid."
.
"Oallah, begitu. Mbok mangga kalau narik di sekitar
sini silakan istirahat di tempat saya. Ada kok kasur lipet, tidur di ruang
tamu."
.
"Matur sembah nuwun, Bu."
.
Aku jadi merasa makin bersyukur, meski tak berkelebihan,
malah kadang kekurangan -- setidaknya sudah punya rumah sendiri, tidak menyewa
atau mengontrak. Berpikir tidur saja harus bayar, bisa pening tak bisa nyenyak
pasti.
.
"Kemarin ada kecelakaan di Jalan Salak, Bu. Saya
tolong. Untung ada saksinya. Katanya dompetnya nggak ada. Ya mana saya tahu?
Wong tasnya juga masih dicangklong. Saya pinggirkan motornya dan juga dia.
Kadang begitu lho, Bu. Jadi takut kalau mau nolong orang."
.
"Oallah, Pak. Itu ujian
keikhlasan Panjenengan."
.
Orang baik masih ada kok, jangan suka su'udzon. Kalau hati
bersih insyaa Allah orang yang berniat burukpun akan menyisih.
Sulastri Widji
Komunitas Bisa Menulis
AE, 05042017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar