Minggu, 07 Mei 2017

CERPEN, OBAMA


O B A M A

Turun dari lantai 4 ruang anak Melati, RSUD Dr. Soedhono. Jatah ayahnya yang jagain, bagi perhatian untuk si Kakak yang juga sakit di rumah.
.
Tadi sudah sms Dik Yoyok untuk menjemputku. Ternyata begitu sampai di lobby rumah sakit, di luar hujan sangat deras. Dari atas tadi tidak berasa.
.
"Jawah, Mbak nengga terang nggih," balasan sms dari Dik Yoyok.
.
"Bawa mobil, Dik."
.
"Mobilnya dibawa ayahe tadi, Mbak."
.
"O, yowis, suwun. Tak mbecak wae ya. Aku selak kepengin ketemu anakku."
.
***
"Mas, kalau ada becak nggih, tulung," kataku meminta bantuan Mas Jukir.
.
"Mboten taksi mawon, Bu?"
.
Sebenarnya sarannya masuk akal juga. Taksi dalam kota 35 ribu, kalau naik becak 20 ribu. Namanya perempuan pasti mencari selisih harga. Tidak berapa lama Mas Jukir berteriak memanggil becak yang melintas. Masih gerimis besar, meski tidak sederas tadi. Hujan ngrecih begini biasanya awet.
.
"Tindak pundi, Bu? Mangga, dipun tutup plastik mboten?"
.
"Mboten sah, Pak. Teng Marga bawera nggih." Aku gegas duduk manis di becak. Lama sekali tidak naik, asyik juga lihat pemandangan jalanan kota Madiun.
.
Sebelum jalan Pak Becak tadi melambaikan tangan ke Mas Jukir dan berucap terima kasih. Akupun tak lupa melakukan hal sama, sudah dibantu mencarikan becak. "Nuwun, Mas nggih ...."
.
"Sami-sami, Bu," jawabnya santun.
.
Dalam perjalanan aku ngobrol dengan si Bapak. Aku perhatikan kesehatannya prima, indikasinya dari napasnya yang teratur, tidak terengah-engah. Mengayuh becak sambil bicara kadang napasnya terdengar susah. Bapak ini santai saja.
.
"Jawah-jawah kok narik, Pak? Mboten ajrih masuk ngain?" tanyaku setengah bercanda.
.
"Mpun biasa, Bu. Malah rame kok menawi ngrecih ngaten niki. Alhamdulillah."
.
"O, dalemipun pundi, Pak?"
.
"Kula Klaten, Bu. Teng mriki merantau mpun 15 tahun."
.
"Kost, Pak?"
.
"Mboten, Bu tidur di becak. Tiga minggu atau sebulan sekali pulang, Bu. Mandi numpang di masjid."
.
"Oallah, begitu. Mbok mangga kalau narik di sekitar sini silakan istirahat di tempat saya. Ada kok kasur lipet, tidur di ruang tamu."
.
"Matur sembah nuwun, Bu."
.
Aku jadi merasa makin bersyukur, meski tak berkelebihan, malah kadang kekurangan -- setidaknya sudah punya rumah sendiri, tidak menyewa atau mengontrak. Berpikir tidur saja harus bayar, bisa pening tak bisa nyenyak pasti.
.
"Kemarin ada kecelakaan di Jalan Salak, Bu. Saya tolong. Untung ada saksinya. Katanya dompetnya nggak ada. Ya mana saya tahu? Wong tasnya juga masih dicangklong. Saya pinggirkan motornya dan juga dia. Kadang begitu lho, Bu. Jadi takut kalau mau nolong orang."
.
"Oallah, Pak. Itu ujian
keikhlasan Panjenengan."
.
Orang baik masih ada kok, jangan suka su'udzon. Kalau hati bersih insyaa Allah orang yang berniat burukpun akan menyisih.


Sulastri Widji
Komunitas Bisa Menulis
AE, 05042017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar