Selasa, 23 Mei 2017

Sebuah Wejangan Dari Hati Seorang Guru

NAK, SAYA MOHON JANGAN PACARAN
(CATATAN HATI SEORANG GURU)
Untuk: Anak hebatku di seluruh Indonesia
Nak...

Apa kabar cita-citamu hari ini? Bagaimana impianmu? Masih engkau harapkan atau engkau acuhkan? Tetaplah menjadi pribadi yang baik yang tetap fokus pada masa depan. Saya tahu engkau anak hebat, karena setiap anak memang terlahir demikan. Mungkin orang lain menganggapmu nakal, tapi bagi saya engkau hanya salah jalan. Jika diluruskan, engkau akan sholeh seperti sedia kala.
Nak...
Janganlah pacaran-pacaran lagi. Apakah engkau kelaparan jika tidak pacaran. Atau apakah engkau akan menjadi bodoh karena tidak pacaran. Tentu tidak kan? Pacaran adalah jalan yang salah. Pacaran hanya membawa mudharat bagi kehidupanmu. Ingat, tidak pernah ada orang yang bahagia karena berbuat dosa. Maka dari itu, tinggalkanlah. Kembali fokus belajar.
Nak...
Sebuah ilmu itu tidak akan melekat pada orang-orang yang a) melakukan maksiat b) banyak makan c) banyak tidur d) memakan hal haram. Dan pacaran adalah salah satu perbuatan maksiat. Bagaimana mungkin engkau akan kembali pintar nan jenius, jika setiap hari melakukan maksiat. Bukankah impianmu, kelak memiliki pasangan istimewa. Jika engkau selalu memperbaiki diri, maka jodohmu juga ikut memperbaiki diri. Jika engkau baik, maka jodohmu juga baik.
Nak...
Jika engkau berumur panjang, kau akan merasakan kehidupan sebagai orang dewasa. Ingat, kehidupan ketika dewasa lengkap dengan keluarga yang penuh bangga, istri sholehah, karir cemerlang, bermanfaat bagi orang banyak, adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika sekarang engkau hanya sibuk pacaran, bisakah engkau sebahagia itu nanti? Atau malah dewasamu nanti menghadapi istri selingkuh, keluarga merana, penghasilan pas-pasan, dan menjadi sosok pembawa masalah bagi yang lain.
Nak...
Saya mohon jangan pacaran lagi. Pagi-pagi BBM-an romantis. Siang hingga sore telfonan. Malam hari pergi kencan berduaan. Kapan belajarnya? Kapan dzikirnya? Kapan merenungnya? Tenanglah, Allah sudah menyiapkan masa tersendiri untuk cinta. Bukan sekarang disaat usiamu masih sangat belia. Tapi nanti, ketika sudah tiba waktunya, ketika engkau siap lahir batin, engkau boleh jatuh cinta pada wanita manapun dan boleh sekuat apapun. Tapi jika engkau penasaran pada sang pujaan hati, ya lakukan ta'aruf. Jika cocok ya dikhitbah. Jika yakin, ya diajak nikah. Indah bukan?
Nak...
Saya hanya ingin yang terbaik untukmu. Semoga hatimu terbuka setelah membaca surat singkat ini.

Dari:
Yang ingin melihatmu bahagia
Gurumu
~ATIYA FAUZAN
Tanggal 19 Mei jam 20:49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar