Sedikit Tentang Aki Ganteng
Apa yang membuatku selalu ingin bersama Aki ganteng? Ya,
karena sifatnya yang sederhana dan mengerti apa yang aku mau. Bukan hal besar
sebenarnya. Tapi dari hal kecil, cukup membuat diri makin jatuh cinta padanya.
Saat rumah sedang tak ada asisten rumah tangga, jika aku
lelah dan tertidur, dan dia baru pulang kantor malam itu. Cucian piring yang
numpuk, saat aku bangun, tak ada satu pun piring kotor, nangkring di dapur.
Atau jika lapar dan lauk tak bersisa, si ganteng itu, dengan rela buat sambal
dan telor dadar sendiri. Tak pernah menegurku untuk ini. Tahu betul kalau
istrinya lelah setelah seharian bergelut dengan pekerjaan rumah dan anak-anak.
Kesederhanaannya jangan ditanya. Sampai-sampai pasien yang
tidak pernah tahu sosok suamiku, mengira dia tukang kebun.
"Tukang kebunnya kok ganteng ya, Dok?"
Hahaha ... enak saja! Tukang kebun apanya? Nggak lihat apa
badannya yang atletis dan rambut model pentol korek? Cuma karena pake baju
lusuh dan celana pendek, serta golok di pinggang, dikiranya tukang kebun.
Namun, Aki gantengku itu hanya tersenyum menanggapinya.
Bahkan dengan sengaja dia bilang.
"Oh iya. Saya sudah delapan belas tahun ikut Bu Dokter.
Tapi gajinya nggak naik-naik."
Itulah dia. Paling kalau tahu aku buat dia jadi bahan
cerita, reaksinya hanya bilang.
"Akh ... kamu lebay, sayang," katanya malu-malu.
Rasanya seperti kembali muda jika menceritakan kisahku dan
dia. Sepenggal peristiwa sehari-hari, yang sebenarnya tiap pasangan pernah
mengalami. Hanya saja benar kata suamiku,
"Kamu lebay, sayaang ...."
Iis Rusmiyati Najib
Komunitas Bisa Menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar