--BURKA--
Oleh: Lela Puspita > Komunitas Bisa Menulis
Bredaaag ....
"Berani-berani lu sama gue, habis lu di sini
juga!"
Dengan lari kocar-kacir menuju motor maticnya seorang
penagih keliling itu ketakutan.
"Kalian semua jegal dia jangan sampe kabur, dia
penjahat!" teriak Burka, lelaki yang berbadan tinggi dan mempunyai perut
buncit itu kepada anak-anak desa yang sedang berkumpul di jalan.
Burka berlari mengejar dengan membawa helm yang terbelah dua
di tangan kanan milik penagih itu, sedangkan tangan kiri memegang batu.
Betapa ia amat murka kepada seorang penagih keliling,
tersebab ia ngotot tidak mau membayar pinjamannya. Begitu pun sang penagih
ingin dia melunasi hutang yang selama tiga bulan belum terbayar. Hingga ia naik
pitam dengan memukul keras helm dan menghakimi penagih malang itu.
Tanpa warga tahu apa sebabnya, mereka hanya mengetahui bahwa
orang itu penjahat seperti apa yang dikatakan Burka. Ironisnya tanpa menelisik
kejadian sesungguhnya. Kami hanya terbelalak tak percaya melihat perlakuan
Burka pada seorang yang berbaik hati meminjamkannya uang, tidak seperti saat
pertama dengan mulut manis isterinya supaya ia diberi setelahnya mangkir tak
tepat janji.
Keluarga mereka sama saja, isterinya pun sama-sama tak ada
bedanya hingga menurun ke anak-anaknya yang tak tahu malu. Keluargaku selalu
bilang watados 'wajah tanpa dosa' sebenarnya kami tak ingin mengurusi keluarga
orang lain. Namun, kami hanya merasa geram sendiri dan sedih melihat
orang-orang yang tanpa sadar mereka dzolimi, semoga Allah mengampuni.
"Lihat saja kalu dia berani kembali lagi atau lapor
polisi, gua kagak takut! Polisi gua lawan gini-gini juga gua bekas
tentara!" ujarnya lantang.
--
Sampai saat ini pun tak kulihat lagi batng hidung penagih
itu, mungkin dia telah mengikhlaskannya.
Bahkan dengan bangganya ia berkata bahwa ia tak perlu
shalat, karna sudah dipastikan ia masuk neraka. Ya Allah, sebegitu kerasnyakan
hati orang itu? Ia pun membiarkan isterinya berkerja sedangkan dirinya sendiri
cukup diam di rumah dengan sebatang rokok dan mendengarkan musik dangdut dengan
keras. Semoga disadarkan.
-
Ini adalah kisah nyata yang kurangkum semoga kita sadar,
bahwa hutang dibawa sampai mati. Seberapa kekurangan kita usah melukai dan
memaksakan diri. Semoga Allah memberkahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar