Minggu, 12 Maret 2017

BURKA



--BURKA--
Oleh: Lela Puspita > Komunitas Bisa Menulis

Bredaaag ....
"Berani-berani lu sama gue, habis lu di sini juga!"
Dengan lari kocar-kacir menuju motor maticnya seorang penagih keliling itu ketakutan.
"Kalian semua jegal dia jangan sampe kabur, dia penjahat!" teriak Burka, lelaki yang berbadan tinggi dan mempunyai perut buncit itu kepada anak-anak desa yang sedang berkumpul di jalan.
Burka berlari mengejar dengan membawa helm yang terbelah dua di tangan kanan milik penagih itu, sedangkan tangan kiri memegang batu.
Betapa ia amat murka kepada seorang penagih keliling, tersebab ia ngotot tidak mau membayar pinjamannya. Begitu pun sang penagih ingin dia melunasi hutang yang selama tiga bulan belum terbayar. Hingga ia naik pitam dengan memukul keras helm dan menghakimi penagih malang itu.
Tanpa warga tahu apa sebabnya, mereka hanya mengetahui bahwa orang itu penjahat seperti apa yang dikatakan Burka. Ironisnya tanpa menelisik kejadian sesungguhnya. Kami hanya terbelalak tak percaya melihat perlakuan Burka pada seorang yang berbaik hati meminjamkannya uang, tidak seperti saat pertama dengan mulut manis isterinya supaya ia diberi setelahnya mangkir tak tepat janji.
Keluarga mereka sama saja, isterinya pun sama-sama tak ada bedanya hingga menurun ke anak-anaknya yang tak tahu malu. Keluargaku selalu bilang watados 'wajah tanpa dosa' sebenarnya kami tak ingin mengurusi keluarga orang lain. Namun, kami hanya merasa geram sendiri dan sedih melihat orang-orang yang tanpa sadar mereka dzolimi, semoga Allah mengampuni.
"Lihat saja kalu dia berani kembali lagi atau lapor polisi, gua kagak takut! Polisi gua lawan gini-gini juga gua bekas tentara!" ujarnya lantang.
--
Sampai saat ini pun tak kulihat lagi batng hidung penagih itu, mungkin dia telah mengikhlaskannya.
Bahkan dengan bangganya ia berkata bahwa ia tak perlu shalat, karna sudah dipastikan ia masuk neraka. Ya Allah, sebegitu kerasnyakan hati orang itu? Ia pun membiarkan isterinya berkerja sedangkan dirinya sendiri cukup diam di rumah dengan sebatang rokok dan mendengarkan musik dangdut dengan keras. Semoga disadarkan.
-
Ini adalah kisah nyata yang kurangkum semoga kita sadar, bahwa hutang dibawa sampai mati. Seberapa kekurangan kita usah melukai dan memaksakan diri. Semoga Allah memberkahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar