JELONG-JELONG KE JOLONG
# my nyasar, my adventure
Oleh: Hidayatus Skolikhah
Komunitas Bisa Menulis
Jolong, sebuah daerah yang tengah menarik banyak orang di
Pati dan sekitarnya. Tak terkecuali aku dan Mita. Bermodalkan aplikasi geogle
maps, kami nekat "bolang" ke sana. Benar-benar nekat karena kami
sama-sama belum pernah ke sana, sama-sama tak punya SIM, dan tengah di landa
kanker alias kantong kering.
.
"Yakin nih, Mbak?", tanyanya sambil duduk di
belakang ku.
"Yakin, Mit. Bismillah aja ya", jawab ku sembari membenarkan
spion.
.
Maka dengan bermodalkan bismillah kamipun berangkat. Awalnya
kami bingung mau lewat kota atau jalan pintas. Setelah berembuk sebentar, kami
memutuskan untuk melewati jalan pintas. Masuk gang Samirejo (kalau tidak
salah). Arahan demi arahan geogle maps kami ikuti. Dan ternyata, kami kesasar
ke jalan yang subhanallah...cantik banget. Saking cantiknya sampai kami bisa
ketar ketir melewatinya (baca: jalan menanjak yang berbatu. Batunya besar2
pula). Ahirny kami putar balik. Kami fikir setelah ini akan baik-baik saja.
Namun ternyata dugaan kami keliru. Kami justru kesasar ke sebuah persawahan
dengan pohon tinggi di kanan kirinya. Ngerinya nih, di belakang kami ada dua
motor yg melaju ke arah kami. Reflek, su'udhon, dong. Ku pacu gas sekencang mungkin.
Soalnya dua motor itu juga larinya ikutan kencang. Dan begitu sampai di tempat
yang terang, kami memutuskan untuk putar balik.
"Ikut plang aja, Mbak. Nggak usah percaya maps
sepenuhnya. Takut aku tadi", Mita seolah tahu apa yang aku pikirkan.
.
Ya, sebab sebenarnya kami telah beberapa kali melewati papan
penunjuk arah, tapi kami kurang mempercayainya.
.
Singkat cerita, setelah "membututi" mobil bak
terbuka, ahirnya kami sampai di agro Jolong. Tenaga yang terkuras selama
perjalanan, kembali terisi begitu sampai di tempat indah ini. Ya, meski tak
menemukan kebun buah naga (mungkin kami salah tempat), tapi kami tetap senang
berada di sini. Naik menara pandang, melihat kebun bunga, dan menikmati terapi
ikan yang geli-geli nyoi.
.
Waktu memang terasa cepat kalau begini. Tanpa terasa, jam
menunjukkan angka 12.15. Itu artinya kami harus pulang. Lagi pula, batre
handphone juga sudah minta diisi kok. Jadi, tak ada alasan untuk tak pulang
sekarang.
.
Eits, keseruan (baca : nyasar) kami belum berahir lho. Setelah
sukses melewati beberapa tikungan, tara...kami kembali nyasar. Sepertinya kali
ini kami di belakang waduk Gembong. Berputar- putar, dari jalan mulus, berbatu,
hingga persawahan kami lewati. Dan alhamdulillah kami masih diberi keselamatan
untuk sampai di rumah dan menceritakan kisah ini.
.
Intinya sih, kalau kamu kesasar, tetaplah tenang. Berusaha
cari papan petunjuk arah dan ikuti. Jangan percaya 100% pada sebuah aplikasi
secanggih apapun. Kalau mau bertanya, bertanyalah pad orang yang kiranya bisa
dipercaya. Jangan lupa berdoa dan niat, serta nikmati saja perjalanan mu. Oke?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar