Sabtu, 25 Maret 2017

Cerpen, JELONG-JELONG KE JOLONG


JELONG-JELONG KE JOLONG
# my nyasar, my adventure
Oleh: Hidayatus Skolikhah
Komunitas Bisa Menulis

Jolong, sebuah daerah yang tengah menarik banyak orang di Pati dan sekitarnya. Tak terkecuali aku dan Mita. Bermodalkan aplikasi geogle maps, kami nekat "bolang" ke sana. Benar-benar nekat karena kami sama-sama belum pernah ke sana, sama-sama tak punya SIM, dan tengah di landa kanker alias kantong kering.
.
"Yakin nih, Mbak?", tanyanya sambil duduk di belakang ku.
"Yakin, Mit. Bismillah aja ya", jawab ku sembari membenarkan spion.
.
Maka dengan bermodalkan bismillah kamipun berangkat. Awalnya kami bingung mau lewat kota atau jalan pintas. Setelah berembuk sebentar, kami memutuskan untuk melewati jalan pintas. Masuk gang Samirejo (kalau tidak salah). Arahan demi arahan geogle maps kami ikuti. Dan ternyata, kami kesasar ke jalan yang subhanallah...cantik banget. Saking cantiknya sampai kami bisa ketar ketir melewatinya (baca: jalan menanjak yang berbatu. Batunya besar2 pula). Ahirny kami putar balik. Kami fikir setelah ini akan baik-baik saja. Namun ternyata dugaan kami keliru. Kami justru kesasar ke sebuah persawahan dengan pohon tinggi di kanan kirinya. Ngerinya nih, di belakang kami ada dua motor yg melaju ke arah kami. Reflek, su'udhon, dong. Ku pacu gas sekencang mungkin. Soalnya dua motor itu juga larinya ikutan kencang. Dan begitu sampai di tempat yang terang, kami memutuskan untuk putar balik.
"Ikut plang aja, Mbak. Nggak usah percaya maps sepenuhnya. Takut aku tadi", Mita seolah tahu apa yang aku pikirkan.
.
Ya, sebab sebenarnya kami telah beberapa kali melewati papan penunjuk arah, tapi kami kurang mempercayainya.
.
Singkat cerita, setelah "membututi" mobil bak terbuka, ahirnya kami sampai di agro Jolong. Tenaga yang terkuras selama perjalanan, kembali terisi begitu sampai di tempat indah ini. Ya, meski tak menemukan kebun buah naga (mungkin kami salah tempat), tapi kami tetap senang berada di sini. Naik menara pandang, melihat kebun bunga, dan menikmati terapi ikan yang geli-geli nyoi.
.
Waktu memang terasa cepat kalau begini. Tanpa terasa, jam menunjukkan angka 12.15. Itu artinya kami harus pulang. Lagi pula, batre handphone juga sudah minta diisi kok. Jadi, tak ada alasan untuk tak pulang sekarang.
.
Eits, keseruan (baca : nyasar) kami belum berahir lho. Setelah sukses melewati beberapa tikungan, tara...kami kembali nyasar. Sepertinya kali ini kami di belakang waduk Gembong. Berputar- putar, dari jalan mulus, berbatu, hingga persawahan kami lewati. Dan alhamdulillah kami masih diberi keselamatan untuk sampai di rumah dan menceritakan kisah ini.
.
Intinya sih, kalau kamu kesasar, tetaplah tenang. Berusaha cari papan petunjuk arah dan ikuti. Jangan percaya 100% pada sebuah aplikasi secanggih apapun. Kalau mau bertanya, bertanyalah pad orang yang kiranya bisa dipercaya. Jangan lupa berdoa dan niat, serta nikmati saja perjalanan mu. Oke?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar