Gara-Gara Asyik Bbm-an
Oleh: Kang Jajang
Komunitas Bisa Menulis
Aku menjulurkan tangan kiri memberhentikan sebuah angkot
jurusan Majalaya-Ciparay. Aku naik dan duduk di bangku kecil yang membelakangi
sopir angkot. Waktu itu aku tengah asyik ber-bbm ria dengan Nina. Hingga aku
tak memerhatikan penumpang lain di angkot itu. Tiba-tiba kudengar sopir angkot
bertanya, "Mau ke mana, Jang?" Aku melirik ke arah supir angkot itu.
Dia tetanggaku.
"Eh, A Gito. Mau periksa ke Ebah, A!" jawabku.
"Oh!"
Ketika aku menoleh penumpang lain, Deg! Astaghfirullah! Apa
enggak salah? Tidak ada laki-laki ataupun perempuan murni di sana. Penumpang
lain semuanya banci. Mereka mendelik ke arahku. Samar kudengar seseorang di
antara mereka berbisik, "Eh, ada lekong brondong, Chyiiin. Uhh, brewokan.
Pasti nepsongnya gede, bo!"
Aku hanya menundukkan pandanganku. Waktu itu aku merasa
seperti seorang terdakwa yang duduk di kursi persidangan. Aku pura-pura tak
terganggu dengan tatapan mereka. Aku menghalangi selangkanganku dengan tas.
Sekadar jaga-jaga saja. Takut-takut keperjakaanku disentuh.
Ya, Allah. Maafkan hamba yang terlalu asyik dengan
gadget-ku, batinku. Aku bisa bernapas lega karena jarak yang kutempuh tidak
terlalu jauh. Ketika angkot itu berhenti. Aku turun dan membayar ongkos. Tapi,
tetanggaku itu menolaknya halus.
"Nggak diapa-apain, kan?" ujarnya. Lalu tertawa
terbahak-bahak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar