Rabu, 22 Maret 2017

PUISI dalam PUISI


Ira Gantira Damarwanti > Komunitas Bisa Menulis
# JustAPoem
# Beberapa hal rasanya ingin kita ulang, termasuk puisi.
.....
Dia ... Menahan Rindu
Dia berjalan jauh, teringkus hampa di pojok hati
Menghela napas, berlari ke bawah pohon rindang
Sembunyi, resapi hari yang usang
Tentang membuang getar, menyapih rindu sendirian
Andai bisa menelantarkan gundah, katanya
Mungkin bisa ada sedikit senyum
Tapi apa daya, ingatan selalu kembali padamu
Perjuangan (dulu) mencari dan menunggu signal
Berjingkat-jingkat dari satu tempat
Menengadah,
Memohon,
Merambah bayang; rindu membuncah
Seketika suaramu menyapa, terbitlah senyumnya
Kini,
Senyatanya, wajahmu fatamorgana
Semilir duka menyapa, hatinya berserpih
Matanya membianglala, entah siapa yang ia tuju; kosong
Pergi sajalah! hardiknya, sebelum beranjak pekat
Lalu setapak demi setapak melangkah
Di antara hingar bingar kota
Menghirup napasmu dari kejauhan
Mengurai segala tentangmu tanpa kecuali
Tapi di tiap lubang bernama kamu, ia jatuh berulang
Ah, mata sayunya menguap
Dalam terang, ia pun melemah
Derit kecil gesekan sepatu pun serasa sonata kesedihan
Terhuyung,
Lalu berhenti, sebuah taman kota
Terpaku di situ
Pernah ada cerita, satu senja
Kala itu
Segaris senyum, pada sebuah usaha
Menyelipkan rindu pada sebuah pesan singkat
Ia rindu suaramu menggema di telinga, lewat lubang earphone kau katakan cinta
Duh ... ia tersipu malu di atas rindu yang sekarat
Cepatlah datang, dinginkan hati yang gerah menunggumu
Hey apa kau dengar? Saat ini hatinya lemah meradang
Kemana perginya suaramu ?
Ia menunggu
Katanya, rindu
Rindu serindu rindunya
"Pada kita yang tak lagi ada" bisiknya
****
# iRaGantiRa
# BlastFromThePast

Tidak ada komentar:

Posting Komentar