Bukan Jodoh
Ku angkat telepon yang sudah berdering dari tadi.
"Assalamu'alaikum" suara kak Hendro di seberang
sana membuka percakapan.
" Wa'laikumsalam" balasku.
Hening beberapa lama. Aku tak mampu merangkai kata kata
untuk menjelaskan isi dari sms yang terkirim ke nomer kak Hendro. Aku merasa
begitu gila berani menyatakan cinta padanya lewat sebuah pesan dan kini
orangnya langsung meneleponku.
Aku tak tau apa yang dia fikirkan saat ini. Nyata nya kak
Hendro juga belum sepatah katapun berbicara lagi selain ucapan salam tadi.
Kebisuan ini menegangkan.Dan...
"Kamu serius dengan pernyataan di sms
tadi?"Ahirnya kak Hendro bertanya itu juga padaku.
"Tentu! " hanya kata itu yang bisa terucap dari
bibirku.
"Bagaimana jika aku juga merasakan hal yang sama
?"
"Apa???" aku mencoba mencari jawaban yang
meyakinkan bahwa pendengaranku tidak salah.
"Ya, aku juga merasakan hal yang sama seperti itu
" Tegasnya sekali lagi.
Aku seketika menangis. Bahagia yang kurasakan ini melebihi
apapun. Bagaimana tidak, laki laki yang ku cintai diam diam selama 5 tahun
ternyata juga menyukaiku.
Penantianku rasanya terbayar sudah.
" Kak hendro "
"Ya "
" Jika memang benar, mengapa dari dulu tak pernah
mengungkapkan padaku"
"Ku fikir kau menyukai Ifan"
" Apa! "
Ingatanku melayang membayangkan sebuah nama.
Ifan adalah sahabat dekat kak Hendro. Aku memanggilnya kak
Ifan.
"Tapi dulu aku dekat dengannya karna dia menyukai Dini
temanku, kak Ifan tau kalau aku dekat dengan Dini . Jadi karna alasan yang
salah itu kau terkadang terlihat menjaga jarak denganku "
"Dengar kak Hendro, semua temanku bahkan adik adik
kelas yang dekat denganku pun mereka tau jika aku menyukaimu "
Tegasku melanjutkan.
"Benarkah ?" kak Hendro bertanya ragu.
"Ya"
"Baiklah, sudah dulu ya " pamitnya sembari memutus
telepon.
Meski tak ada kata jadian yang dia ucapkan atau kata berarti
sekarang kita pacaran. Ini sudah lebih cukup bagiku.
Ah, hatiku bernyanyi. Bahagia..
Agustin Wulandari
Komunitas Bisa Menulis
Senin, 3 April 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar