Jumat, 07 April 2017

CERPEN, SURAT TERBUKA UNTUK MADUKU (LAGI)

SURAT TERBUKA UNTUK MADUKU (LAGI)
.
Kemarin aku ketemu lelaki kita, eh bukan, lelaki kamu aja. Hanya untuk urusan anak kok tak lebih. Arjunamu itu klimis. Kumisnya masih dibabat habis, mungkin malu bulu di bawah hidung itu telah memutih. Sulit kan disemir? Kalau rambut kan gampang. Memang nampak legam. Eh, aku mau nanya, apakah dia juga menyemir bulu-bulu lainnya? Sumpah! Penisirin. Segitunya pengin nampak muda dihadapanmu. Letoy nggak di ranjang?
.
Kamu tak usah cemburu. Ngikutin akunku ya? Boleh .... Napa? Minder kalau aku ternyata lebih cantik dan lebih beken darimu ya -- iya?
.
Tenang saja, kamu bisa miliki dia selamanya. Aku sudah ilfeel kok, tidak ada kebencian apalagi cemburu, dah mati rasa.
.
Maaf ya, aku pernah damprat di telepon. Tapi selain aku, mungkin kepalamu sudah dipacul lho. Diramesi pakai garam, diuyel-uyel rambutmu, terus digoreng. Sesama perempuan kok tega menjerat suami orang. Kamu malah menyuruhku mawas diri. Lelaki macam apa yang menjelek-jelekkan istri, demi menarik hatimu. Itu modus, goblog! Tapi ya sudahlah, semua sudah terjadi.
.
Lelakimu kok kurusan ya? Apa nggak kamu openi? Dulu waktu sama aku dia lumayan seger lho. Aku bukannya masih perhatian sama dia apalagi berharap ia kembali padaku. Noway! Itu semua demi anak-anakku, kalau ayahnya sehat kan tetap bisa membiayai. Itulah doaku, semoga ayahnya anak-anak sehat dan bahagia -- hingga berhasil mengentaskan anak-anak. Terpasung, ancamanku kalau dia mangkir kewajiban ke anak-anak, akan aku laporkan atasannya biar dipecat saja. Realistis, kami masih butuh duitnya.
.
Kamu hanya dinikah siri kan? Emang nyaman begitu? Apa kamu inginkan kematianku biar bisa menjadi istri resmi? Soalnya dia sebagai PNS tidak mudah begitu saja menceraikan aku.
.
Berkali-kali aku menemukan sebaran garam, kembang telon di pojok pagar, juga pernah ayahnya mengirim makanan gule kambing beraroma sabun. Itu apa kambingnya mandi dulu pakai sabun ya, sebelum diolah? Dia atau kamu yang main dukun? Mau nyantet aku atau supaya aku nurut seperti kebo dicocok hidungnya?
.
Udah ngerti kan, kalau aku orang baik? Mana pernah aku mencelakaimu? Bukan watakku, Su, begitu. Aku mah orangnya tidak slinthat-slinthut. Apalagi ke dukun. Ihh, naudzubillah, jadi bolone syetan. Syirik! Tidak ada tantangan ya karena aku tidak melawanmu. Damai aja aku mah, biar awet muda, tetep cantik, dan sehat lahir batin. Kalau boleh jujur dapetin perjaka aja aku mampu. Tuh ambil sisaku, abisin ya, koretin sana.
.
# happines for U.



Oleh: Sulastri Widji
Komunitas Bisa Menulis
Senin, 3 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar