JAIM
Biasa kalau habis bekal pasti pulang, tetapi hari minggu
sudah mesti di pesantren lagi nih.
Akhirnya balik juga walau dengan berjalan kaki karena ngirit
bekal.
Segar sekali karena masih pagi dan lengang sekali mengingat
ini hari minggu yang cerah dan mentaripun seperti enggan menampakkan wajahnya.
Ransel kesayangan bertengger mesra di punggungku, berjalan
sedikit lambat menghirup udara pagi ditemani angin sepoi-sepoi.
Nikmat mana lagi yang akan kau ingkari dan tidak disyukuri.
Sayup-sayup terdengar langkah mendekat diikuti suara
baritonnya,
"Hai, boleh tanya?"
"Emang situ siapa? Polisi ya!"
"Bukan, tahu yang namanya Yanti dari Cineam sekolahnya
di MAN orangnya tinggi langsing dan berkulit putih."
"Yang namanya Yanti banyak, cari sendiri."
Kupercepat langkah kaki menuju Pesantren.
* * *
** **
"Teh Nur, tadi bertemu orang tidak waktu mau ke
sini?" tanya teman satu asramaku yang bernama Yantika.
"Kapan ya, Yan."
"Tadi waktu Teteh di jalan Borolong pulang dari
rumah."
"Terus kenapa?"
"Yang nanya Teh Nur itu kakak mau tengok saya."
"Sudah ketemu?"
"Sudah, tapi katanya ketemu cewek judes minta ampun
ditanya malah disangka polisi terus nanya nama dijawab ketus tidak tahu tetapi
pas diikuti dari belakang arahnya sama menuju gerbang Pesantren yang sama dan
Yanti langsung bilang itu pasti Teh Nur."
"Bisa yakin saya bagaimana ceritanya."
"Maaf Teh Nur, dari seratus delapan puluh delapan
santri putri yang tingginya seratus enam puluh terus kulit kuning langsat
bermata belo dan galak sama cowok ya Teteh hehe."
"Terus!"
"Ya kata Kakak, jadi cewek jangan begitu dan kalau
tidak jutek dia naksir lho sama Teh Nur yang cantik dan punya karakter."
"Karakter galak maksud Yanti ya?"
"Tidak tahu tanya aja sendiri sama Kakak saya kalau
kemari Teh Nur dan ini dia titip surat plus pesan juga jangan gala-galak Teh
nanti jauh jodohnya." sambil berlalu Yanti memberikan secarik kertas
berwarna biru.
Sesampainya di kobong ku buka
Teruntuk yang berbaju merah
"Dear cewek jutek, tunggu pembalasanku suatu hari
nanti."
Jangan jatuh cinta ya.
From cowok kece se Cineam.
* * *
Begitulah aku membangun image tentang diri ini, mereka tidak
tahu beban menjadi jaim dan jutek itu karena alasan takut cepat dinikahkan.
Biarlah cap jelek itu menempel sebagai perisai diri supaya
tetap bersekolah.
Keep spirit Nur.
Euis Nuryanti
Komunitas Bisa Menulis
Tasik,2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar