Senin, 17 April 2017

CERPEN, JAIM

JAIM

Biasa kalau habis bekal pasti pulang, tetapi hari minggu sudah mesti di pesantren lagi nih.
Akhirnya balik juga walau dengan berjalan kaki karena ngirit bekal.
Segar sekali karena masih pagi dan lengang sekali mengingat ini hari minggu yang cerah dan mentaripun seperti enggan menampakkan wajahnya.
Ransel kesayangan bertengger mesra di punggungku, berjalan sedikit lambat menghirup udara pagi ditemani angin sepoi-sepoi.
Nikmat mana lagi yang akan kau ingkari dan tidak disyukuri.
Sayup-sayup terdengar langkah mendekat diikuti suara baritonnya,
"Hai, boleh tanya?"
"Emang situ siapa? Polisi ya!"
"Bukan, tahu yang namanya Yanti dari Cineam sekolahnya di MAN orangnya tinggi langsing dan berkulit putih."
"Yang namanya Yanti banyak, cari sendiri."
Kupercepat langkah kaki menuju Pesantren.
* * *
** **
"Teh Nur, tadi bertemu orang tidak waktu mau ke sini?" tanya teman satu asramaku yang bernama Yantika.
"Kapan ya, Yan."
"Tadi waktu Teteh di jalan Borolong pulang dari rumah."
"Terus kenapa?"
"Yang nanya Teh Nur itu kakak mau tengok saya."
"Sudah ketemu?"
"Sudah, tapi katanya ketemu cewek judes minta ampun ditanya malah disangka polisi terus nanya nama dijawab ketus tidak tahu tetapi pas diikuti dari belakang arahnya sama menuju gerbang Pesantren yang sama dan Yanti langsung bilang itu pasti Teh Nur."
"Bisa yakin saya bagaimana ceritanya."
"Maaf Teh Nur, dari seratus delapan puluh delapan santri putri yang tingginya seratus enam puluh terus kulit kuning langsat bermata belo dan galak sama cowok ya Teteh hehe."
"Terus!"
"Ya kata Kakak, jadi cewek jangan begitu dan kalau tidak jutek dia naksir lho sama Teh Nur yang cantik dan punya karakter."
"Karakter galak maksud Yanti ya?"
"Tidak tahu tanya aja sendiri sama Kakak saya kalau kemari Teh Nur dan ini dia titip surat plus pesan juga jangan gala-galak Teh nanti jauh jodohnya." sambil berlalu Yanti memberikan secarik kertas berwarna biru.
Sesampainya di kobong ku buka
Teruntuk yang berbaju merah
"Dear cewek jutek, tunggu pembalasanku suatu hari nanti."
Jangan jatuh cinta ya.
From cowok kece se Cineam.
* * *
Begitulah aku membangun image tentang diri ini, mereka tidak tahu beban menjadi jaim dan jutek itu karena alasan takut cepat dinikahkan.
Biarlah cap jelek itu menempel sebagai perisai diri supaya tetap bersekolah.
Keep spirit Nur.



Euis Nuryanti
Komunitas Bisa Menulis
Tasik,2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar