Oleh: Ismail Lubis
Komunitas Bisa Menulis
Sidoarjo, 4 April 2017
SESALKU ATAS TAKDIRKU
Aku terlahir dalam ruang yang pengap
Dimana udara tak bersahabat
Padahal udara adalah sumber nafasku
Aku hidup dalam kesendirian yang membunuhku secara perlahan
Aku berharap pada Tuhan
Mengakhiri kutukan ini
Aku tak bermateri
Parasku pun tak tak indah
Hingga sulit bagiku untuk taklukkan seorang wanita
Agar sudi jadi teman hidupku
Jadi tempatku mengeluh atas nasibku yang remuk redam
Lalu bagaimana aku hidup
Jika mengeluh saja aku tak diperkenankan
Bukankah wajar jika seseorang sepertiku
Bersumpah serapah atas nasibku
Yang jauh dari cinta dan bahagia
Aku tak pungkiri
Aku pernah rasakan indahnyas pernikahan
Tapi itu tak berlangsung lama
Istriku pergi bersama kumbang lain
Sebelum aku merasakan manisnya madunya
Lalu apa arti senyumku pada para undangan yang hadir pada
pernikahanku
Jika semua harus berakhir pada perceraian terkutuk
Sesuatu yang dibenci Tuhan
Dengan nasib yang seperti kugambarkan diatas
Mampukan aku menaklukkan seorang wanita lagi
Sekedar sebagai obat penawar rindu belaian wanita
Dan tempatku menorehkan hiam putih hidup dan matiku
Haruskah aku menyerah??
Dan menyayat nadiku sendiri
Tuhan mohon ilhamMu
Beri aku sesuatu yang dapat menyambung nyawaku
Beri aku wanita
Sebagaimana Kau lakukan itu pada adam
Dengan menciptakan seorang hawa
Tuhan kumohon dengar tangisku ini
Tuhan kumohon kau sudi menyeka air mataku
Entaskan aku dari kekeruhan hidup yang aku tak tahu kapan
akan berakhir
Tuhan kumohon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar