Senin, 17 April 2017

CERPEN, OS

OS

Hai Os. Malam ini aku sengaja menyapamu. Maaf, jika kemarin aku tak sempat mampir. Kau mengerti kan alasannya?
Os, Kau tak senewen kan? Hahaha. Ayolah, jangan mendikte aku untuk menggambar wajah kesalmu. Menggambar saat kau tersenyum saja, sungguh, kemampuanku masih berantakan! Parahnya, kau lupa mengajariku bermain goresan pena di atas carik putih pada pertemuan-pertemuan kita.
Oh iya Os, jujur saja. Malam ini aku ingin berdebat rindu denganmu. Beradu kalimat, dan aku akan menjadi pemenang seperti biasanya. Kemudian pada piagam kejuaraan akan tercetak 'Aku Lebih Mencintaimu'. Dengan langgam pemenang, ku pamerkan piagam itu dengan loncatan kecil, girang. Lalu, kau akan mengucapkan sederetan kata yang pantas sekedar menyenangkan hatiku. Haha, Os, Os, kau memang sejatinya pemenang dalam hati.
Tetapi Os, ada sedikit kekacauan berkaitan dengan jarak. Malam ini, aku ingin membicarakannya denganmu.
Kedengarannya, seseorang akan bertemu denganmu pada beberapa pekan mendatang, ya? Os, aku harap kau tak khilaf. Kutitipkan sadar padamu, bahwa kita masih bersama.
Entahlah, Os. Sejak kapan hari usai kita berjarak, insting membuat gila diriku. Khawatir menjepit, detak jantungpun tersenggal-senggal. Penyebabnya kau tahu, kan? Karena kita tak bisa bertemu kapanpun kita mau.
Kau harus tahu, Os. Bahwa aku sudah payah bertarung dengan jarak. Apa kau tak berniat membantuku menembaknya supaya mati? Katakan padaku, bagaimana caraku menikmati rindu dengan perasaan yang tersulut cemburu?
Os, jangan batukan aku. Bicaralah, Os. Sebab, aku sudah tak rindu kediaman kita.



Vony Putri
Ruang Belajar Menulis Cerpen dan Novel
Lumajang, 5 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar