Senin, 17 April 2017

PUISI, BU MI

Bu mi 

Tak pernah mengeluh,
Meski di rengkuh hingga lusuh
Oleh kefanaan yang angkuh
Dilabeli atribut rusuh
Yang banyak dihiasi keluh
Hingga jiwa yang penuh doa runtuh
Ah, mati kian dirindu
Oleh desah dzikir yang sendu
Mengundang langkah yang justru sambil lalu
Berlari dengan wajah kuyu
Mengejar dunia yang kian layu
Wahai yang mencinta
Mengapalah engkau bermuram durja
Apakah karena dusta?
Atau karena buta?
Atau malah karena rasa
Telah lama mati bersama asa
Dalam peluk hangat senja
Yang kini telah lebur
Bersama hujan dan air mata


Adib Shofawi
Komunitas Bisa Menulis
Jumat, 7 April 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar